Sabtu, 29 Januari 2011

lubang-lubang terbesar di dunia

Bingham Canyon Mine – Utah
Gerbang Neraka di turkmenistan
Chuquicamata Copper Mine – Chile
Diavik Diamond Mine – Canada


Glory Hole in Monticello Dam California

Great Blue Hole – Belize

Guatemala Sinkhole
Kimberley Big Hole - Afrika Selatan
Mirny Diamond Tambang Siberia
Lubang ini dibuat di berbagai belahan dunia baik karena karya-karya manusia seperti penambangan yang telah ditinggalkan atau karena fenomena alam seperti jatuhnya meteor yang membuat dinosaurus punah, tapi hari ini tempat2 itu sangat populer sebagai tempat liburan mereka. ini gan gambar2nya....

Selasa, 18 Januari 2011

Hal Kecil Yang Mengikat Kebahagiaan Rumah Tangga

Hal- hal kecil dan simple yang dilakukan untuk membuat hubungan rumah tangga agar lebih harmonis belum tentu berakibat sederhana.Namun, seiring dengan waktu, mungkin banyak terlupakan. Entah dengan alasan kesibukan atau yang lainnya. Dan akhirnya kita mulai memusatkan energi untuk melakukan hanya hal besar bagi suami. Padahal seorang suami sangat membutuhkan dukungan dan pemahaman dibalik sifat para suami yang kuat. Berikut contoh hal yang simple tapi senantiasa diharapkan para suami,sebagai bukti kasih sayang anda kepadanya.

1. Setibanya di rumah, sambutlah Beliau dengan hangat. dan tatalah rumah senyaman mungkin agar membuatnya merasa betah untuk beristirahat.

2. Sesekali Ajukan pertanyaan-pertanyaan khusus mengenai hari-harinya, atau sesuatu yang akan dilakukannya pada hari itu.Dan biarkan suami bercerita tanpa harus memotong. Berikanlah senyum yang paling indah, sebagai respon anda dan hal ini akan menunjukkan kepada suami bahwa anda sangat menyukai pembicaraan tersebut

3. Belajarlah mendengarkan keluhan, kesenangan, harapan dan apapun yang diutarakan suami.

4. Buatlah masakan kesukaannya. atau jika tidak tanyakan padanya tentang apa menu kesukaannya pada hari itu.

5. Pujilah dia atas penampilannya.

6. Hargai perasaan-perasaannya jika ia marah.

7. Tawarkan bantuan padanya bila ia kelelahan.

8. Sampaikan terimakasih dengan lembut saat suami menyerahkan uang untuk memenuhi kebutuhan sehari hari.

9. Kalau anda akan pulang terlambat, teleponlah dia dan beritahukan padanya.

10. Jika ia minta dukungan, katakan ya atau tidak tanpa membuatnya merasa bersalah karena meminta dukungan itu.

11. Jika perasaannya bersedih, tunjukkan simpati Anda dan katakan padanya “Aku mengerti yang Kau rasakan” Kemudian diamlah, biarkan suami merasakan bahwa Anda memahami rasa sakit hatinya. Jangan menawarkan pemecahan atau penjelasan mengapa luka hatinya bukan merupakan kesalahan Anda.

12. Jika Anda harus pergi,mintalah ijin padanya.

13. Jika anda sedang tidak enak hati, mohonlah ijin untuk diam sesaat. Kalau Anda sudah tenang kembali, bicarakanlah apa yang merisaukan Anda dengan penuh rasa hormat. Bukan dengan cara menyalahkannya. Agar ia tidak membayangkan yang terburuk.

14. Bila ia bicara dengan Anda, berhentilah sejenak dari aktifitas anda dan berilah dia perhatian Anda sepenuhnya.

15. Jika anda melakukan kesalahan, segeralah meminta maap. dan pastikan bahwa permintaan maap anda adalah tulus.

Surat Cinta Istri Cerewet yang Harus Dibaca Para Suami

Teruntuk Suamiku Tercinta,

Maafkan aku, jika lisanku sering menambah beban dan cobaan dalam hidupmu. Sama sekali tak ada niatan dalam hatiku untuk memboroskan kata yang sia-sia, ataupun memberi celah untuk banyak bicara yang tiada berguna.

Mungkin sempat terbersit di batinmu, ”Kalau ada kontes cerewet, pasti istriku akan jadi juaranya”, dan atau karena talenta alamiku itu membuatmu terganggu.

Tapi yakinlah suamiku, menjadi cerewet bukan berarti aku adalah seorang ibu yang tidak baik, tidak pula berarti menjadi ibu yang gagal. Aku hanya bermaksud melakukan sedikit “perubahan” untuk kebaikan keluarga kita. Aku cerewet karena keadaan yang ”memaksaku” menjadi cerewet.

Aku terkadang harus ”senam mulut” karena kebandelan anak-anak atau karena niat seriusku untuk memberikan batasan demi kebaikan mereka dan engkau. Kadang aku tidak tertarik pada bahasa yang ilmiah dan logis yang biasa kau sampaikan secara detail ketika memecahkan suatu masalah. Tapi yang aku tahu hanyalah memberikan perhatian dengan bahasa apa adanya yang aku mengerti lewat perasaanku.

Aku menyadari tentang pranata jiwa yang ada dalam pola pikirmu, yang biasa mengungkapkan masalah dengan teliti dan masuk akal, sehingga kau jarang sekali menyoal masalah yang dianggap kecil dan kurang perlu. Namun suamiku, tolong pahamilah bahwa bagi kebanyakan kami para wanita, masalah kecil ataupun besar tidaklah penting, namun mengungkap masalah yang dianggap masalah itu adalah poin pentingnya. Aku ada untuk melengkapi yang tak ada dalam dirimu: perasaan, emosi, kelemahlembutan, keluwesan, keindahan, kecantikan, rahim untuk melahirkan, dan mengurusi hal-hal sepele. Hingga ketika kau tidak mengerti hal-hal itu, akulah yang akan menyelesaikan bagiannya.

Suamiku sayang,

Dengan kecerewetanku, aku tak bermaksud suka mencari kesalahan-kesalahan terhadap segala sesuatu dan tak mau mengerti tentang banyak hal. Ini semua karena sistem jiwaku sebagai seorang wanita yang sangat peka dengan banyak hal. Kepekaan hati tentang kepentingan keluarga kita. Sebuah kepekaan hati yang memang telah dan sedang terbangun dalam jiwaku sebagai wanita.

….Cerewet ini bukan berarti aku membencimu dan keluarga kita, namun sebaliknya terkadang itu menunjukkan perhatian dan kecintaanku yang lebih….

Cerewet ini bukan berarti aku membencimu dan keluarga kita, namun sebaliknya terkadang itu menunjukkan perhatian dan kecintaanku yang lebih. Karena itu, kumohon tetaplah menjadi suami yang bijaksana dan pendengar yang baik, karena sebenarnya inti dari semua itu adalah aku ingin dipahami sebagai wanita.

Jika engkau dituntut konsekuen dengan tanggung jawab sebagai kepala rumah tangga, maka aku pun dituntut untuk konsekuen menjadi seorang istri yang baik dan bijaksana. Namun karena kekuranganku sebagai wanita, aku banyak mengungkapkan kata yang kurang menyenangkanmu.

Suamiku yang bijak,

Pernahkah kau mendengar “Jika lelaki berpikir tentang perasaan wanita, itu sepersekian dari hidupnya, tetapi jika perempuan berpikir tentang perasaan lelaki, itu akan menyita seluruh hidupnya.” Karena itu pula ku sampaikan permintaan maafku karena besarnya niatku untuk selalu membahagiakan anak anak dan terutama engkau, walaupun dengan hal yang mungkin kurang enak yang bernama kecerewetan. Semoga Allah memaafkan kesalahanku dan menjadikan pribadi yang lebih baik dan mendamaikan hati dalam mendampingimu.

Mampukah Aku Menjadi Wanita Sholehah

Mampukah Aku Menjadi Wanita Sholehah

Semalam aku mendapat sms dari sahabat lama nun jauh di seberang sana
subhanallah.. isi sms itu sungguh membuat aku malu dan terharu sekaligus termotivasi
"Hari yang diberkahi, Semoga Alloh menjadikan sahabatku MUJAHIDAH TANGGUH, Secerdas Aisyah, Sesabar Fatimah, Setegar Ummu Sulaim, Selembut Khadijah, Seberani Shafiyah. Wish Alloh Always with u My Dear"
subhanallah.. sms itu mengingatkan ku kembali kepada sosok wanita-wanita sholeha tersebut, terbayang dipelupuk mataku bagaimana cerdasnya Ibunda Aisyah, bagaimana sabarnya Fatimah dalam menghadapi kehidupannya yang sangat sederhana, bagaimana Tegarnya Ummu Sulaim menghadapi suaminya, bagaimana Lembutnya Ibunda Khadijah ketika menenangkan Baginda Rasulullah saat beliau ketakutan dalam menerima wahyu, bagaimana Beraninya Ibunda shafiyah....

subhanallah....., aku? pantaskah aku mendapat julukan wanita sholeha????
cerdas?Tegar?Lembut?Berani? sudahkah sifat-sifat mulia itu melekat dalam diriku???
Ya Rabb, jika sifat-sifat itu belum ada dalam diriku, Izinkan aku , beri aku kemampuan tuk dapat memiliki sifat-sifat itu Ya Rabb.

Aku ingin menjadi wanita yang cerdas, walau mungkin aku tak kan pernah sanggup menyamai Ibunda Aisyah
Aku ingin menjadi wanita yang Sabar seperti Fatimah Az-Zahra, sabar dalam setiap keadaan
Aku ingin menjadi wanita yang Tegar seperti Ummu Sulaim, TEgar dalam menghadapi segala cobaan hidup
Aku ingin menjadi wanita yang Lembut, walau aku sadar tak kan sanggup aku menjadi selembut Ibunda Khadijah
Aku ingin menjadi wanita yang berani seperti Ibunda Shafiyah, berani mengatakan yang benar itu adalah benar dan yang bathil itu bathil.
Ya Rabb, bimbing aku, hingga ku dapat menjadi wanita sholeha penghias dunia penghuni Syurga Aamiin.

1 Tahun lalu ada seorang sahabat yang mengirimkan puisi dibawah ini untuk ku....

"MAMPUKAH AKU MENJADI WANITA SHOLEHA"

The beauty of a woman is not in the clothes she wears, the figure that she carries,or the way she combs her hair.
The beauty of a woman must be seen in her eyes,because that is the doorway to her heart, the place where love resides.
The beauty of a woman is not in a facial mole,
But true beauty in a woman is reflected in her soul.
It is the caring that she lovingly gives, the passion that she shows and the beauty of a woman.
With passing years-only grows!

Mampukah aku menjadi seperti Siti Khadijah?
Agung cintanya pada Allah dan Rasulullah
Hartanya diperjuangkan ke jalan fisabilillah
Penawar hati kekasih Allah
Susah dan senang rela bersama...

Dapatkah ku didik jiwa seperti Siti Aishah?
Isteri Rasulullah yang bijak
Pendorong kesusahan dan penderitaan
Tiada sukar untuk dilaksanakan...

Mengalir air mataku
Melihat pegorbanan puteri solehah Siti Fatimah
Akur dalam setiap perintah
Taat dengan ayahnya, yang sentiasa berjuang
Tiada memiliki harta dunia
Layaklah dia sebagai wanita penghulu syurga...

Ketika aku marah
Inginku intip serpihan sabar
Dari catatan hidup Siti Sarah....

Tabah jiwaku
Setabah umi Nabi Ismail
Mengendong bayinya yang masih merah
Mencari air penghilang dahaga
Diterik padang pasir merak
Ditinggalkan suami akur tanpa bantah
Pengharapannya hanya pada Allah
Itulah wanita Siti Hajar....
Mampukah aku menjadi wanita solehah?
Mati dalam keunggulan iman
Bersinar indah, harum tersebar
Bagai wanginya pusara Masyitah....

NB: semoga kita semua (para wanita) dapat terus berusaha tuk menjadi wanita sholeha, sebagaimana yang disebutkan bahwa "sebaik-baik perhiasan dunia adalah Wanita yang Sholehah".

Wanita Sholehah: Bidadari Syurga Terindah

***
Ia mutiara terindah dunia
Bunga terharum sepanjang masa
Ada cahaya di wajahnya
Betapa indah pesonanya
Bidadari bermata jeli pun cemburu padanya
Kelak, ia menjadi bidadari surga
Terindah dari yang ada
(hanan)
***

Pernahkah saudara-saudara melihat seorang bidadari? Bidadari yang bermata jeli. Yang kabarnya sangat indah dan jelita. Saya yakin kita semua belum pernah melihatnya. Kalau begitu mari kita ikuti percakapan antara Rasulullah sallallahu’alaihi wa sallam dan Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha tentang sifat-sifat bidadari yang bermata jeli.
—-
Imam Ath-Thabrany mengisahkan dalam sebuah hadist, dari Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha, dia berkata, “Saya berkata, ‘Wahai Rasulullah, jelaskanlah kepadaku firman Allah tentang bidadari-bidadari yang bermata jeli’.”

Beliau menjawab, “Bidadari yang kulitnya putih, matanya jeli dan lebar, rambutnya berkilai seperti sayap burung nasar.”

Saya berkata lagi, “Jelaskan kepadaku tentang firman Allah, ‘Laksana mutiara yang tersimpan baik’.” (Al-waqi’ah : 23)

Beliau menjawab, “Kebeningannya seperti kebeningan mutiara di kedalaman lautan, tidak pernah tersentuh tangan manusia.”
Saya berkata lagi, “Wahai Rasulullah, jelaskan kepadaku firman Allah, ‘Di dalam surga-surga itu ada bidadari-bidadari yang baik-baik lagi cantik-cantik’.” (Ar-Rahman : 70)

Beliau menjawab, “Akhlaknya baik dan wajahnya cantik jelita”

Saya berkata lagi, Jelaskan kepadaku firman Allah, ‘Seakan-akan mereka adalah telur (burung onta) yang tersimpan dengan baik’.” (Ash-Shaffat : 49)

Beliau menjjawab: " kelembutannya seperti kelembutan kulit yang ada di bagian dalam telur dan terlindung kulit telur bagian luar...atau yang biasa disebut putih telur....
telur dan terlindung kulit telur bagian luar, atau yang biasa disebut putih telur.”

Saya berkata lagi, “Wahai Rasulullah, jelaskan kepadaku firman Allah, ‘Penuh cinta lagi sebaya umurnya’.” (Al-Waqi’ah : 37)

Beliau menjawab, “Mereka adalah wanita-wanita yang meninggal di dunia pada usia lanjut, dalam keadaan rabun dan beruban. Itulah yang dijadikan Allah tatkala mereka sudah tahu, lalu Dia menjadikan mereka sebagai wanita-wanita gadis, penuh cinta, bergairah, mengasihi dan umurnya sebaya.”

Saya bertanya, “Wahai Rasulullah, manakah yang lebih utama, wanita dunia ataukah bidadari yang bermata jeli?”

Beliau menjawab, “Wanita-wanita dunia lebih utama daripada bidadari-bidadari yang bermata jeli, seperti kelebihan apa yang tampak daripada apa yang tidak tampak.”

Saya bertanya, “Karena apa wanita dunia lebih utama daripada mereka?”

Beliau menjawab, “Karena shalat mereka, puasa dan ibadah mereka kepada Allah. Allah meletakkan cahaya di wajah mereka, tubuh mereka adalah kain sutera, kulitnya putih bersih, pakaiannya berwarna hijau, perhiasannya kekuning-kuningan, sanggulnya mutiara dan sisirnya terbuat dari emas. Mereka berkata, ‘Kami hidup abadi dan tidak mati, kami lemah lembut dan tidak jahat sama sekali, kami selalu mendampingi dan tidak beranjak sama sekali, kami ridha dan tidak pernah bersungut-sungut sama sekali. Berbahagialah orang yang memiliki kami dan kami memilikinya.’.”

Saya berkata, “Wahai Rasulullah, salah seorang wanita di antara kami pernah menikah dengan dua, tiga, atau empat laki-laki lalu meninggal dunia. Dia masuk surga dan mereka pun masuk surga pula. Siapakah di antara laki-laki itu yang akan menjadi suaminya di surga?”

Beliau menjawab, “Wahai Ummu Salamah, wanita itu disuruh memilih, lalu dia pun memilih siapa di antara mereka yang akhlaknya paling bagus, lalu dia berkata, ‘Wahai Rabb-ku, sesungguhnya lelaki inilah yang paling baik akhlaknya tatkala hidup bersamaku di dunia. Maka nikahkanlah aku dengannya’. Wahai Ummu Salamah, akhlak yang baik itu akan pergi membawa dua kebaikan, dunia dan akhirat.”
—-
Sungguh indah perkataan Rasulullah sallallahu’alaihi wa sallam yang menggambarkan tentang bidadari bermata jeli. Namun betapa lebih indah lagi dikala beliau mengatakan bahwa wanita dunia yang taat kepada Allah lebih utama dibandingkan seorang bidadari. Ya, bidadari saudaraku.

Sungguh betapa mulianya seorang muslimah yang kaffah diin islamnya. Mereka yang senantiasa menjaga ibadah dan akhlaknya, senantiasa menjaga keimanan dan ketaqwaannya kepada Allah. Sungguh, betapa indah gambaran Allah kepada wanita shalehah, yang menjaga kehormatan diri dan suaminya. Yang tatkala cobaan dan ujian menimpa, hanya kesabaran dan keikhlasan yang ia tunjukkan. Di saat gemerlap dunia kian dahsyat menerpa, ia tetap teguh mempertahankan keimanannya.

Sebaik-baik perhiasan ialah wanita salehah. Dan wanita salehah adalah mereka yang menerapkan islam secara menyeluruh di dalam dirinya, sehingga kelak ia menjadi penyejuk mata bagi orang-orang di sekitarnya. Senantiasa merasakan kebaikan di manapun ia berada. Bahkan seorang “Aidh Al-Qarni menggambarkan wanita sebagai batu-batu indah seperti zamrud, berlian, intan, permata, dan sebagainya di dalam bukunya yang berjudul “Menjadi wanita paling bahagia”.

Subhanallah. Tak ada kemuliaan lain ketika Allah menyebutkan di dalam al-quran surat an-nisa ayat 34, bahwa wanita salehah adalah yang tunduk kepada Allah dan menaati suaminya, yang sangat menjaga di saat ia tak hadir sebagaimana yang diajarkan oleh Allah.

Dan bidadari pun cemburu kepada mereka karena keimanan dan kemuliaannya. Bagaimana caranya agar menjadi wanita salehah? Tentu saja dengan melakukan apa yang diperintahkan Allah dan menjauhi segala laranganNya. Senantiasa meningkatkan kualitas diri dan menularkannya kepada orang lain. Wanita dunia yang salehah kelak akan menjadi bidadari-bidadari surga yang begitu indah.

Duhai saudariku muslimah, maukah engkau menjadi wanita yang lebih utama dibanding bidadari? Allah meletakkan cahaya di atas wajahmu dan memuliakanmu di surga menjadi bidadari-bidadari surga. Maka, berlajarlah dan tingkatkanlah kualitas dirimu, agar Allah ridha kepadamu

Senin, 17 Januari 2011

KASIH PAK SUYATNO

Mari kita simak sedikit cerita yang sepertinya bisa membuka hati kita........
selamat menikmati...

Based on True Story…

Dilihat dari usia beliau sudah tidak muda lagi, usia yang sudah senja bahkan sudah mendekati malam. Masa Pak Suyatno, 58 tahun ke sehariannya diisi dengan merawat isterinya yang sakit. isterinya juga sudah tua. Mereka berkahwin sudah lebih 32 tahun

Mereka dikurniakan 4 orang anak. Disinilah awal cubaan menerpa, setelah isterinya melahirkan anak ke empat. Tiba-tiba kakinya lumpuh dan tidak boleh digerakkan. Hal itu terjadi selama dua tahun.

Menginjak tahun ke tiga seluruh tubuhnya menjadi lemah bahkan terasa tidak bertulang lidahnya pun sudah tidak mampu digerakkan lagi.

Setiap hari Pak Suyatno memandikan, membersihkan kotoran, menyuapkan, dan mengangkat isterinya ke atas tempat tidur. Sebelum berangkat ke tempat kerja dia meletakkan isterinya di hadapan TV supaya isterinya tidak berasa kesunyian.

Walau isterinya tidak dapat bercakap, tapi dia selalu melihat isterinya tersenyum, dan Pak Suyatno masih berasa beruntung kerana tempat kerjanya tidak begitu jauh dari rumahnya, sehingga siang hari dia boleh pulang ke rumah untuk menyuapi isterinya makan. Petangnya dia pulang memandikan isterinya, mengganti pakaian, dan selepas maghrib dia temankan isterinya menonton TV sambil bercerita apa sahaja yang dia alami seharian.


Walaupun isterinya hanya mampu memandang (tidak mampu memberikan respon), Pak Suyatno sudah cukup senang bahkan dia selalu menggoda dan bergurau dengan isterinya setiap kali menjelang tidur.

Rutin ini dilakukan Pak Suyatno lebih kurang 25 tahun. Dengan sabar dia merawat isterinya bahkan sambil membesarkan ke empat buah hati mereka, sekarang anak-anak mereka sudah dewasa tinggal si bongsu yang masih kuliah. Pada suatu hari ke empat anak Suyatno berkumpul di rumah orang tua mereka sambil menjenguk ibunya. Kerana setelah menikah mereka tinggal dengan keluarga masing-masing.

Dan Pak Suyatno tetap merawat ibu kepada anak-anaknya, dan yang dia inginkan hanya satu: semua anaknya berjaya.

Dengan kalimat yang cukup hati-hati anak yang sulung berkata : “Pak kami ingin sekali merawat ibu… Semenjak kami kecil kami melihat bapak merawat ibu dan tidak ada sedikit pun keluhan keluar dari bibir bapak, bahkan bapak tidak izinkan kami menjaga ibu.”

Dengan air mata berlinang anak itu melanjutkan kata-katanya…

“Sudah yang kali keempat kami mengizinkan bapak menikah lagi, kami rasa ibupun akan mengizinkannya. Bila bapak akan menikmati masa tua bapak dengan berkorban seperti ini… Kami sudah tidak sampai hati melihat bapak begini… Kami berjanji akan merawat ibu dengan sebaik-baiknya secara bergantian,” ujar anaknya yang sulung merayu.

Pak Suyatno menjawab hal yang sama sekali tidak diduga oleh anak-anaknya.

“Anak-anakku… Jikalau hidup di dunia ini hanya untuk nafsu, mungkin bapak akan berkahwin lagi. Tapi ketahuilah dengan adanya ibu kalian di sampingku, itu sudah lebih dari cukup. Dia telah melahirkan kalian…” Sejenak kerongkongannya tersekat… “Kalian yang selalu kurindukan hadir di dunia ini dengan penuh cinta yang tidak dapat dinilai dengan apapun. Cuba kalian tanya ibumu apakah dia menginginkan keadaannya seperti ini?”

“Kalian menginginkan bapak bahagia… Apakah batin bapak dapat bahagia meninggalkan ibumu dalam keadaannya seperti sekarang?”

“Kalian menginginkan bapak yang masih diberi Allah kesihatan yang baik dirawat oleh orang lain… Bagaimana dengan ibumu yang masih sakit?”

Sejenak meledaklah tangis anak-anak Pak Suyatno… Merekapun melihat butiran-butiran kecil jatuh di pelupuk mata ibunya… Dengan pilu ditatapnya mata suami yang sangat dicintainya itu…

Sampailah akhirnya Pak Suyatno diundang oleh salah satu stesen TV swasta untuk menjadi panel jemputan acara Bimbingan Rohani Selepas subuh dan juru acara pun mengajukan pertanyaan kepada Pak Suyatno…

“Kenapa bapak mampu bertahan selama 25 tahun merawat Isteri yang sudah tidak mampu berbuat apa-apa?”

Ketika itu Pak Suyatno pun menangis… Tamu yang hadir di studio yang kebanyakan kaum ibu pun tidak mampu menahan haru…

Disitulah Pak Suyatno bercerita… “Jika manusia didunia ini mengagungkan sebuah cinta tapi dia tidak mencintai kerana Allah maka semuanya akan luntur…”

“Saya memilih isteri saya menjadi pendamping hidup saya… Sewaktu dia sihat diapun dengan sabar merawat saya… Mencintai saya dengan sepenuh hati zahir dan batinnya bukan dengan mata kepala semata-mata… Dan dia memberi saya 4 orang anak yang lucu dan baik-baik…”

“Sekarang dia sakit berkorban untuk saya kerana Allah… Dan itu merupakan ujian bagi saya.”

“Sihat pun belum tentu saya mencari penggantinya… Aapalagi dia sakit… Setiap malam saya bersujud dan menangis dan saya mengadu kepada Allah di atas sajadah supaya meringankan penderitaan isteri saya.”

“Dan saya yakin hanya kepada Allah tempat saya mengadukan rahsia dan segala kesukaran saya… kerana DIA maha Mendengar…”